JENEPONTO, SULSEL - Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air - Balai Besar Wilayah Sungai (PJSA-BBWS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengunjungi lokasi rencana pembangunan penahan air asin di area sungai das Tamanroya, Kecamatan Tamalatea - Bontoramba (Tambora) Kabupaten Jeneponto, Selasa (23/5/2023).
Bidang PJSA-BBWS Sulsel, Mustamu mengatakan bahwa pihaknya terjun langsung dalam rangka menidak lanjuti daripada surat Wakil Bupati Jeneponto yang masuk sesaat lalu.
Inti dari surat yang terimanya itu, terkait rencana pembangunan tanggul penahan air asin.
Baca juga:
Resign dari IT, Sukses Bertani Hidroponik
|
"Setelah surat Pak Wakil kita terima, Kami dari Satker PJSA Sulsel berkoordinasi dengan pihak Bappeda Jeneponto, " katanya.
Ia kemudian, bersama-sama pihak Bappeda Jeneponto, perwakilan Pemerintah Kelurahan, tokoh masyarakat dan perwakilan pemuda Tambora menelusuri lokasi dan mengambil titik koordinat rencana pembangunan penahan air asin.
"Kami atensi surat dari bapak Wakil Bupati beberapa minggu lalu. Semoga apa yang kita rencanakan ini bisa terwujud, " ucap Mustamu diamini.
Rencana pembangunan penahan air asin itu salah satu usulan dari Pemuda Tambora setiap ada rapat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).
Pemuda Tambora memperjuangkan para petani di 3 Kelurahan dan 3 Desa. Sebab, terdampak air asin dari laut ketika sungai mengalami pasang, sehingga petani mengeluh karena hampir setiap tahun gagal panen.
Olehnya itu, Kepala Lingkungan Alluka, Kelurahan Tamanroya, Jamal berharap mudah-mudahan rencana pembangunan penahan air asin ini cepat direalisasikan.
"Mudaha-mudahan rencana ini cepat terealisasi petani bisa kembali menggunakan air sungai Tamanroya untuk tanaman jagung dan hortikultura, " harapnya.
Rencana pembangunan penahan air asin ini sudah seringkali diusulkan disetiap musrembang, "Alhamdulillah, hari ini kita patut bersyukur dengan adanya sosok Pemuda seperti Edy yang terus mengawal para petani, " tambahnya.
Masih di tempat yang sama, Edy juga berharap kepada pihak Satker PJSA Sulsel. Bahwa, apa yang menjadi keinginan masyarakat para petani di 3 Desa dan 3 Kelurahan tersebut dijadikan skla prioritas.
Sebab, kata Edi, sungai das Tamanroya ini satu-satunya harapan masyarakat mendapatkan sumber air untuk tanaman mereka.
"Jadi kalau air sungai asin, petani kita di Tamalatea dan Bontoramba hanya mengharap tadah hujan, " tandasnya.
Edi juga menyendir salah satu anggota DPR RI, HB agar mengawal aspirasi masyarakat. Paling tidak, menggelontorkan anggaran melalui dinas terkait demi tercapainya peningkatan produktivitas pertanian yang berkelanjutan, " pungkasnya.
Penulis: Syamsir